ETIKA PROFESI AKUNTANSI
KASUS WORLDCOM
KASUS WORLDCOM
Disusun
Oleh:
Nur Syahraini (25210149)
Nurdiani Sabila (25210157)
Putri Dewi Mentari (25210444)
Rahmah Sari (29210157)
Rahayu Ningsih S. (25210548)
Reni Rulistiani Azkiya (25210750)
Reza Mahendra (25210805)
Rizky Arief Ramadhan
(26210165)
KASUS
WORLDCOM
1. Manajemen
Worldcom menggelembungkan angka pada periode berjalan dengan cara:
Ø Biaya
jaringan yang telah dibayarkan pihak worldcom kepada pihak ketiga
dipertanggungjawabkan dengan tidak benar. Dimana biaya jaringan yang seharusnya
dibebankan dalam laporan laba rugi, oleh perusahaan dibebankan ke rekening
modal. Hal ini mengakibatkan laba periode berjalan menjadi lebih besar dari
laba yang sebenarnya didapat oleh perusahaan. Dengan cara ini worldcom mampu
meningkatkan keuntungannya hingga $ 3.85 M
Ø Dana
cadangan untuk beberapa biaya operasional dinaikkan oleh perusahaan. Dana cadangan
yang sudah terbentuk, nantinya akan dikurangi secara tidak benar oleh
perusahaan untuk memanipulasi jumlah keuntungan yang diperoleh perusahaan pada
periode berjalan. Dengan praktik ini, Worldcom berhasil memanipulasi
keuntungannya sebesar $ 2 M.
2. Arthur
Andersen menyetujui tindakan manipulasi karena :
·
Tidak adanya integritas dalam praktik
audit Arthur Andersen, sehingga kecurangan yang dilakukan tidak diungkapkan
dalam opini auditor.
·
Adanya hubungan antara AA dengan
Sullivan dan Myers yang merupakan pekerja di KAP AA sebelum bergabung dengan
WorldCom.
3. Cara
Dewan Direksi Worldcom mencegah manipulasi yang dilakukan oleh manajemen :
·
Dewan Direksi harus membentuk komite audit yang sepenuhnya
memenuhi asas integritas dan independensi. Hal ini agar pengukuran dan
pengungkapan atas LK worldcom dilakukan dengan benar sehingga tidak ada
informasi yang ditutupi.
·
Dewan direksi harus yakin bahwa Sistem
Pengendalian Manajemen (SPM) perusahaan telah dengan baik mengendalikan sistem
manajemen worldcom sehingga tidak terjadi kecurangan oleh pihak manajemen dalam
perusahaan.
·
Menciptakan budaya yang sehat, terbuka
dan taat terhadap corporate governance dan corporate responbility agar
perusahaan tidak melakukan kegiatan yang melanggar etika.
·
Transparansi dari pihak manajemen baik
kepada auditor eksternal maupun internal.
4. Alasan
para akuntan WorldCom mau diajak bekerja sama
dalam memanipulasi laporan keuangan adalah:
Ø Money
:
Adanya iming-iming uang
dan bonus yang besar bagi para akuntan jika mereka mau bekerja sama dengan
pihak manajemen untuk memanipulasi laporan keuangan.
Ø Pressure:
Adanya tekanan dari
atasan untuk memanipulasi laporan kaunagan. Yangmana jika tidak dituruti akan
mengakibatkan para akuntan dipecat.
Ø Culture:
Budaya perusahaan, yang
menghalalkan segala cara untuk dapat memperoleh penghasilan, agar perusahaan
tetap terlihat baik dimata publik dan harga saham perusahaan tidak turun
drastis.
Ø Internal
Controll:
Lemahnya pengendalian
internal perusahaan, sehingga tindakan manipulasi dan kecurangan dapat terjadi
dalam perusahaan.
Ø Chance
: Adanya kesempatan untuk memanipulasi LK worldcom, dimana dalam hal ini semua
pihak dari manajemen puncak hingga staf akuntansi dapat diajak bekerja sama
untuk memanipulasi LK perusahaan.
Ø Etika
: Kurangnya etika profesi akuntansi, para akuntan yang bekerja di worldcom
tidak berpegang teguh pada etika profesi akuntansi ataupun GAAP, sehingga
mereka bersedia untuk melakukan tindakan yang melanggar kegiatan kode etik
profesi akuntansi.
5. Dewan
direksi menyetujui pemberian pinjaman dana lebih dari $408 juta kepada Ketua
(J.Ebbers) dan CEO karena :
Dengan
tujuan untuk membeli saham worldcom ataupun untuk margin calls. Nmaun,
kenyataannya uang pribadi tersebut digunakan CEO worldcom untuk kepentingan
pribadinya sendiri.
6. Bagaimana
dewan memastikan bahwa whistle blower akan berani maju untuk memberitahukan
mereka tentang kegiatan yang dipertanyakan atau meragukan?
Dewan
direksi harus memastikan bahwa whistle blower akan berada pada kondisi yang
aman walaupun mereka telah membocorkan kejahatan pihak internal perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar